Yogyakarta, 18 Juni 2025- Mahasiswa Museologi Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta menggelar pameran dan talkshow inspiratif bertajuk "Educationem et Commentariis, Menelisik Jejak Dekolonisasi Pendidikan Lewat Majalah Pusara Taman Siswa (1933–1957)" yang bertempat di Pusat Pastoral Mahasiswa Yoyakarta.. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan museologi yang bertujuan menghidupkan kembali relevansi wacana dekolonisasi pendidikan melalui medium pameran dan dokumentasi sejarah.

Talkshow menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang: akademisi sejarah, praktisi museologi, hingga pemerhati pendidikan kritis. Para pembicara membahas bagaimana majalah Pusara, sebuah media intelektual masa pergerakan, tidak hanya berfungsi sebagai alat dokumentasi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan konsep "Merdeka Belajar", tetapi juga sebagai ruang perlawanan simbolik terhadap sistem pendidikan kolonial Belanda. Salah satu bagian menarik dari acara adalah diskusi tentang peran perempuan dalam pendidikan seperti yang tercermin dalam rubrik khusus di majalah Pusara. Isu ini diangkat sebagai upaya menyadarkan generasi kini tentang pentingnya narasi gender dalam sejarah pendidikan Indonesia.

Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari upaya museologi modern, yaitu bagaimana museum bukan lagi hanya tempat menyimpan artefak mati, melainkan menjadi ruang diskusi hidup, interaktif, reflektif, dan kontekstual. Para pengunjung diberi kesempatan untuk menulis gagasan atau mimpi mereka tentang masa depan pendidikan Indonesia dalam ruang interaktif, sesuai dengan semangat warisan dekolonisasi yang pernah dibawa oleh majalah Pusara.